SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
1) Sistem Bahan Bakar Mekanik
Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar dan
mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar. Dilihat
dari cara pemasukan campuran udara dan bahan bakar tersebut ada dua
macam. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara
dihisap, sedang cara kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar
dengan cara diinjeksikan. Cara pertama biasa disebut sistem bahan bakar
konvensional, sedang cara kedua disebut sistem injeksi bahan bakar.
Sistem injeksi bahan bakar dapat dibagi menjadi sistem bahan bakar
mekanik dan sistem injeksi bahan bakar secara elektronik dan biasa
disebut EFI (Electronic Fuel Injection).
2) Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Komponen sistem bahan bakar konvensional terdiri atas : tanki bahan
bakar, saluran bahan bakar, chacoal canister (hanya beberapa model
saja), saringan bahan bakar, pompa bahan bakar, dan karburator.
a). Tangki bahan bakar.
Pada umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja yang tipis.
Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian belakang
kendaraan untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan. Namun ada
beberapa kendaraan yang letak tangki bahan bakarnya di tengah. Bagian
dalam tangki dilapisi bahan pencegah karat. Disamping itu tangki juga
dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk mencegah perubahan
permukaan bahan bakar pada saat kendaraan melaju di jalan yang tidak
rata. Lubang saluran masuk bahan bakar ke saluran utama terletak 2-3 cm
dari dasar tangki untuk mencegah endapan dan air dalam bensin ikut
terhisap ke dalam saluran.
b). Saluran bahan bakar
Pada sistem bahan bakar terdapat tiga saluran bahan bakar yaitu :
saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan
bakar, saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari
karburator ke tangki, dan saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas
HC (uap bensin) dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister.
Untuk mencegah kerusakan saluran bahan bakar yang disebabkan oleh
benturan, biasanya saluran bahan bakar dilengkapi dengan pelindung.
Saluran bahan bakar yang menghubungkan karburator dengan pompa bahan
bakar menggunakan selang karet karena adanya getaran mesin.
c). Saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar ditempatkan antara tangki dengan pompa bahan bakar
yang berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin terdapat
di dalam bensin. Dalam saringan terdapat elemen yang berfungsi untuk
menghambat kecepatan aliran bahan bakar, mencegah masuknya air dan
kotoran masuk ke karburator. Partikel kotoran yang besar mengendap di
dasar saringan, sedang partikel yang kecil disaring oleh elemen.
d). Pompa bahan bakar
Pompa bahan bakar yang biasa digunakan pada motor bensin adalah pompa
bahan bakar mekanik dan pompa bahan bakar listrik.
Gambar 3. Pompa bahan bakar mekanik
Pompa bahan bakar mekanik digerakkan oleh mesin itu sendiri, sedang
pompa bahan bakar listrik digerakkan dengan arus listrik. Ada dua jenis
pompa bahan bakar mekanik yaitu pompa bahan bakar yang dilengkapi
dengan saluran pengembali dan pompa bahan bakar tanpa saluran
pengembali. Namun demikian konstruksi dan cara kerjanya sama. Pada
mesin-mesin terdahulu umumnya saluran pengembali ada di karburator,
sedang mesin-mesin sekarang saluran pengembalinya ada di pompa bahan
bakar.
Adapun cara kerja pompa bahan bakar mekanik dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila rocker arm ditekan oleh nok, diafragma tertarik ke bawah
sehingga ruang di atas difragma menjadi hampa. Katup masuk terbuka dan
bahan bakar akan mengalir ke ruang diafragma. Pada saat ini katup keluar
tertutup.
Pada saat nok tidak menyentuh rocker arm, diafragma bergerak ke atas
sehingga bahan bakar yang ada di ruang difragma terdorong ke luar
melalui katup keluar dan terus ke karburator. Tekanan
penyaluran sekitar 0,2 s.d. 0,3 kg/cm2
Apabila bahan bakar pada karburator sudah cukup maka diafragma tidak
terdorong ke atas oleh pegas dan pull rod pada posisi paling bawah,
karena tekanan pegas sama dengan tekanan bahan bakar. Pada saat ini
rocker arm tidak bekerja meskipun poros nok berputar sehingga diafragma
diam dan pompa tidak bekerja.
Berbeda dengan pompa bahan bakar mekanik, pompa bahan bakar listrik
dapat ditempatkan di mana saja dengan tujuan untuk menghindari panas
dari mesin. Pompa bahan listrik langsung bekerja setelah kunci kontak di
ON-kan. Jenis pompa bahan bakar listrik bermacam-macam antara lain :
model diafragma, model plunger, model sentrifugal dan sebagainya. Pada
modul ini akan dibahas pompa bahan bakar model diafragma.
Apabila kunci kontak diputar pada posisi ON, akan terjadi kemagnetan
pada solenoid yang menyebabkan diafragma tertarik ke atas sehingga
bahan bakar masuk melalui katup masuk. Pada saat yang sama platina
membuka karena tuas platina dihubungkan dengan rod sehingga kemagnetan
pada solenoid hilang. Akibatnya diafragma bergerak ke bawah mendorong
bahan bakar keluar melalui katup buang.
e). Charcoal canister
Charcoal canister berfungsi untuk menampung sementara uap bensin yang
berasal dari ruang pelampung pada karburator dan uap bensin yang
dikeluarkan dari saluran emission pada saat tekanan di dalam tangki
naik karena bertambahnya temperatur di dalam internal canister agar
tidak terbuang keluar. Uap bensin yang ditampung oleh charcoal canister
dikirim langsung ke intake manifold, kemudian ke ruang bakar untuk
dibakar pada saat mesin hidup.
Turunnya temperatur sekeliling juga menghasilkan rendahnya tekanan di
dalam tangki bensin, menyebabkan uap bensin di dalam canister terhisap
kembali ke dalam tangki untuk mencegah uap bensin terbuang keluar. Untuk
menjamin agar kapasitas canister dapat bekerja dengan sempurna,
beberapa model dilengkapi dengan dua charcoal canister.
3) Karburator
a). Macam-macam Karburator
Karburator berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam bentuk cair
menjadi kabut bahan bakar dan mengalirkan ke dalam silinder sesuai
dengan kebutuhan mesin. Karburator mengirim sejumlah campuran udara dan
bahan bakar melalui intake manifold menuju ruang bakar sesuai dengan
beban dan putaran mesin.
(1) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi :
(a) Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)
Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi) dewasa ini masih banyak
digunakan karena konstruksinya sederhana. Sifat utama karburator
tersebut menggunakan sebuah venturi tetap dengan diameter tertentu.
Besarnya vakum yang dihasilkan oleh udara yang mengalir melalui venturi
tersebut sesuai dengan kecepatan aliran. Kecepatan aliran dipengaruhi
oleh beban mesin dan pembukaan katup gas. Keadaan tersebut akan
mempengaruhi banyak sedikitnya bahan bakar yang keluar dari venturi. (b)
Karburator variable venturi
Karburator variable venturi menggunakan sistem dimana permukaan
venturi dikontrol sesuai dengan banyaknya udara yang dihisap. Salah satu
keistimewaan karburator tersebut adalah perubahan membukanya venturi
sama saat kecepatan rendah dan sedang, serta pada beban ringan dan
sedang. Dengan alasan tersebut volume bahan bakar berubah sesuai dengan
volume udara yang masuk dan tahanan udara yang masuk menjadi kecil.
Dengan demikian dapat memudahkan untuk mencapai output yang tinggi.
Tingkat aliran udara yang dihisap melalui karburator variable venturi
seperti diperlihatkan pada grafik di bawah ini.
Dibanding dengan karburator fixed venturi, maka karburator variable
venturi mempunyai tingkat aliran udara yang tetap (adanya tahanan
pada aliran udara) yang memotong daerah full pada rpm mesin, sehingga
diperoleh suatu campuran yang baik antara udara dan bahan bakar.
(c) Karburator air valve venturi
Pada karburator air valve venturi, membukanya air valve dikontrol
dengan besarnya udara yang dihisap. Konstruksinya berbeda dengan
karburator variable venturi, tetapi cara kerjanya sama. Karburator jenis
air valve mempunyai dasar karburator arus turun dua barrel (down
draft double barrel), tetapi konstruksi dan cara kerjanya sama dengan
sistem secondary yang dimodifiksai. Katup udara terpasang di dalam
silinder secondary dan membukanya air valve bervariasi sesuai dengan
jumlah udara yang dihisap. Kevakuman pada nosel utama dikontrol agar
bekerjanya konstan. Karburator jenis ini tidak mempunyai tahanan aliran
udara pada venturi sehingga keuntungannya mampu menghasilkan output
yang besar. Disamping itu, membuka dan menutupnya katup throttle secara
mekanik maka diafragma tidak diperlukan lagi.
(2) Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar :
(a) Karburator arus turun
Pada karburator arus turun, arah masuknya campuran udara dan bahan
bakar adalah ke bawah (down draft). Karburator jenis ini banyak
digunakan karena tidak ada kerugian gravitasi.
(b) Karburator arus datar
Pada karburator arus datar, arah masuknya campuran udara dan bahan
bakar adalah ke samping (side draft). Karburator tersebut pada umumnya
digunakan pada mesin yang memiliki output yang
tinggi.
(3) Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:
(a) Karburator single barel
Pada karburator single barel, semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai
putaran mesin dilayani oleh satu barel. Padahal pada putaran mesin
rendah, diameter venturi yang besar akan lebih lambat menghasilkan
tenaga dibanding diameter venturi yang kecil. Sebaliknya diameter
venturi yang kecil hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar pada
putaran mesin tertentu, tetapi pada putaran rendah lebih cepat
menghasilkan tenaga. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
diciptakan karburator double barel.
(b) Karburator double barel
Pada putaran rendah, karburator double barel cepat menghasilkan tenaga
(output) karena yang bekerja hanya primary venturi yang mempunyai
diameter venturi kecil. Pada putaran tinggi, baik prymary maupun
secondary venturi bekerja bersama-sama sehingga output yang dicapai
akan tinggi karena total diameter venturinya besar. Disamping itu
kecepatan aliran maksimal pada venturi karburator double barel dibanding
karburator single barel lebih kecil sehingga kerugian gesekannyapun
lebih kecil.
b). Prinsip Kerja Karburator
Prinsip dasar karburator sama dengan prinsip pengecatan dengan penyemprotan.
Pada saat udara ditiup melalui bagian ujung pipa penyemprot, tekanan di
dalam pipa akan turun (rendah). Akibatnya cairan yang ada di dalam
tabung akan terhisap keluar dan membentuk partikel-partikel kecil saat
terdorong oleh udara. Semakin cepat aliran udara, maka semakin rendah
tekanan udara pada ujung pipa sehingga semakin banyak cairan bahan
bakar yang keluar dari pipa.
Prinsip kerja karburator berdasarkan hukum-hukum fisika seperti :
Qontinuitas dan Bernauli. Apabila suatu fluida mengalir melalui suatu
tabung, maka banyaknya fluida atau debit aliran (Q) adalah :
Q = A.V konstan
Q = debit aliran m3/detik
A = luas penampang tabung (m2)
V = kecepatan aliran (m/detik)
Konstruksi dasar karburator dapat dilihat pada gambar diatas. Bagian
karburator yang diameternya menyempit (bagian A) disebut venturi. Pada
bagian ini kecepatan aliran udara yang masuk semakin tinggi sehingga
kevakumannya semakin rendah. Dengan demikian pada bagian venturi bahan
bakar yang dapat terhisap semakin banyak.
c). Cara Kerja Karburator
Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat beberapa sistem yaitu :
(1) Sistem pelampung
(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat
(3) Sistem Kecepatan Tinggi Primer
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
(5) Sistem Tenaga (Power System)
(6) Sistem Percepatan
(7) Sistem Cuk
(8) Mekanisme idel cepat
(9) Hot Idle Compensator
(10) Anti Dieseling
(11) Daspot
(12) Deceleration Fuel Cut Off System
Untuk mempermudah dalam analisa kerusakan atau gangguan yang
disebabkan karburator, maka perlu diuraikan atau dijelaskan
masing-masing sistem yangada pada karburator.
(1) Sistem Pelampung
Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan bakar
pada ruang pelampung selalu konstan. Pada ruang pelampung terdapat
pelampung (float) dan jarum pelampung (needle valve).
Pelampung dapat bergerak naik turun sesuai dengan tinggi permukaan
bahan bakar, sedang jarum pelampung berfungsi untuk membuka dan menutup
saluran bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar. Apabila
permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung turun, maka pelampung
akan turun sehingga jarum pelampung membuka saluran masuk. Akibatnya
bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar mengalir masuk ke ruang
pelampung. Selanjutnya apabila permukaan bahan bakar dalam ruang
pelampung naik, maka pelampung ikut naik sehingga jarum pelampung
menutup saluran bahan bakar. Akibatnya aliran bahan bakar terhenti.
Demikian seterusnya sehingga permukaan bahan bakar diharapkan selalu
konstan walaupun putaran mesin berubah-ubah. Dalam kenyataannya jarum
pelampung terdiri atas katup jarum, pegas dan pin. Pada katup jarum
terdapat pegas yang berfungsi untuk mencegah pembukaan katup jarum pada
saat kendaraan terguncang.
(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan lambat
Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari ruang
pelampung melalui primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer
jet, dan akhirnya ke ruang bakar melalui idle port. Kemudian
pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup gas akan membuka lebih
lebar sehingga aliran bahan bakar dari ruang pelampung tersebut masuk ke
ruang bakar selain melalui idle port juga melalui slow port.
(3) Sistem kecepatan Tinggi Primer
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang
pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer).
Sementara dari idel port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan
bakar karena kevakuman pada idel port dan slow port lebih rendah dari
pada di daerah prymary main nozle.
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang
pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer).
Sementara dari idel port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan
bakar karena kevakuman pada idel port dan slow port lebih rendah dari
pada di daerah prymary main nozle.
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary
throttle valve) terbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel
utama primer juga melalui nosel utama sekunder. Dengan demikian jumlah
bahan bakar yang masuk lebih banyak lagi, karena dari kedua nosel
mengeluarkan bahan bakar.
(5) Sistem Tenaga
Prymary high system mempunyai perencanaan untuk pemakaian bahan bakar
yang ekonomis. Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka
harus ada t ambahan bahan bakar ke prymary high speed system. Tambahan
bahan bakar disuplai oleh power sistem (sistem tenaga) sehingga campuran
udara dan bahan bakar menjadi kaya (12-13 : 1).
Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake manifold
besar, sehingga power piston akan terhisap pada posisi atas. Hal
tersebut akan menyebabkan power spring (B) menekan power valve sehingga
power valve tertutup.
Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada intake
manifold akan berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu melawan
tegangan pegas power valve (spring A). Akibatnya power piston akan
menekan power valve sehingga saluran power jet terbuka. Pada keadaan
seperti ini bahan bakar disuplai dari prymary main jet dan power jet.
(6) Sistem Percepatan
Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba,katup gas akan membuka
secara tiba-tipa pula, sehingga aliran udara akan menjadi lebih cepat.
Sementara bahan bakar mengalir lebih lambat karena berat jenis bahan
bakar lebih rendah dari pada udara sehingga campuran menjadi kurus.
Padahal pada keadaan tersebut dibutuhkan campuran yang kaya. Untuk itu
pada karburator dilengkapi dengan sistem percepatan.
Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, plunger pompa akan
bergerak turun menekan bahan bakar yang ada di ruangan di bawah plunger
pompa. Akibatnya bahan bakar akan mendorong outlet steel ball dan
discharge weight, sehingga bahan bakar keluar melalui pump jet menuju
ruang bakar.
Setelah melakukan penekanan, plunger pump kembali ke posisi semula
karena adanya pegas yang ada di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan
bakar yang ada di ruang pelampung terhisap melalui inlet steel ball.
(7) Sistem Cuk
Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan
sebagian campuran udara dan bahan bakar yang mengalir akan mengembun
pada dinding intake manifold karena intake manifold dalam keadaan
dingin. Keadaan tersebut akan mengakibatkan campuran udara dan bahan
bakar menjadi kurus sehingga mesin sukar hidup. Sistem cuk membuat
campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (1:1) yang disalurkan ke
dalam silinder apabila mesin masih dingin. Ada dua sistem cuk yang biasa
digunakan pada karburator yaitu sistem cuk manual dan sistem cuk
otomatis.
(a) Sistem Cuk Manual
Pada sistem cuk manual untuk membuka dan menutup katup cuk digunakan
linkage yang dihubungkan ke ruang kemudi. Apabila pengemudi akan membuka
atau menutup katup cuk cukup menarik atau menekan tombol cuk yang ada
pada instrumen panel (dashboard)
(b) Sistem Cuk Otomatis
Pada sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis
tergantung dari temperatur mesin. Pada umumnya sistem cuk otomatis
yang digunakan pada karburator ada dua macam yaitu : sistem pemanas dari
exhaust dan sistem electric.
Pada
saat mesin distart katup cuk tertutup rapat hingga temperatur di ruang
mesin mencapai 25° C. Apabila mesin dihidupkan dalam keadaan katup cuk
menutup maka akan terjadi kevakuman di bawah katup cuk. Hal tersebut
akan menyebabkan bahan bakar keluar melalui prymary low dan high speed
system dan campuran menjadi kaya.
Setelah mesin hidup, pada terminal L timbul arus dari voltage
regulator, arus tersebut akan mengalir ke choke relay sehingga menjadi
ON. Akibatnya arus dari ignition switch mengalir melalui choke relay
menuju ke masa electric heat coil. Apabila electric heat coil
membara/panas maka bimetal element akan mengembang dan akan membuka
choke valve.
PTC berfungsi untuk mencegah arus yang berlebihan yang mengalir dari
electric heat coil, apabila katup cuk telah terbuka (temperatur di
dalam rumah pegas telah mencapai 100° C)
(8) Mekanisme Idel Cepat
Mekanisme idel cepat diperlukan untuk menaikkan putaran idel pada saat
mesin masih dingin dan katup cuk dalam keadaan menutup.
Apabila katup cuk menutup penuh dan katup throttle ditekan sekali,
kemudian dibebaskan, maka pada saat yang sama, fast idel cam yang
dihubungkan dengan cuk melalui rod berputar berlawanan arah jarum jam.
Kemudian fast idel cam menyentuh cam follower yang dihubungkan dengan
katup throttle sehingga katup throttle akan membuka sedikit.
(9) Hot Idel Compensator (HIC)
Apabila kendaraan berjalan lambat dan temperatur di sekelilingnya
tinggi, maka temperatur di dalam komponen mesin akan naik. Hal tersebut
akan menyebabkan bahan bakar dalam ruang pelampung banyak yang menguap
dan masuk ke intake manifold. Akibatnya campuran udara dan bahan bakar
menjadi gemuk sehingga memungkinkan putaran idel kasar. Oleh karena itu
pada karburator perlu dilengkapi dengan HIC untuk mengatasi masalah
tersebut.
Pada saat temperatur mesin naik, maka bimetal membuka thermostatic
valve, sehingga udara dari air horn mengalir ke dalam intake manifold
melalui saluran udara dalam flange sehingga campuran udara dan bahan
bakar menjadi normal kembali. Katup thermostatic mulai membuka apabila
temperatur di sekeliling elemen bimetal telah mencapai 55° C dan akan
membuka penuh pada temperatur 75° C.
(10) Anti Dieseling
Dieseling adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan.
Meskipun kunci kontak telah dimatikan, mesin masih bisa hidup karena
pada ruang bakar ada panas (bara api). Terjadinya proses pembakaran
bukan karena nyala api dari busi, tetapi dari tumpukan karbon (deposit)
yang membara. Adapun cara kerja anti dieseling adalah sebagai berikut :
Apabila kunci kontak di ON kan, maka arus akan mengalir dari baterai ke
solenoid sehingga selonoid akan menjadi magnit. Akibatnya katup
tertarik sehingga saluran pada economiser jet terbuka dan bahan bakar
dapat mengalir ke idle port. Setelah kunci kontak dimatikan, arus yang
ke solenoid tidak ada sehingga kemagnitannya hilang. Akibatnya katup
solenoid turun ke bawah karena adanya pegas sehingga saluran pada
economiser jet tertutup. Dengan demikian tidak akan terjadi dieseling
karena bahan bakar tidak dapat mengalir ke idle port.
(11) Dashpot
Apabila mesin sedang berputar pada putaran tinggi, kemudian tiba-tiba
kunci kontak dimatikan, maka pada ruang bakar akan terjadi kelebihan
bahan bakar. Bahan bakar masuk ke ruang bakar dalam jumlah banyak
karena kevakuman yang terjadi di bawah katup throttle cukup tinggi. Hal
tersebut dapat terjadi karena katup throttle pada posisi menutup,
sementara putaran mesin masih tinggi.
Fungsi dashpot adalah untuk memperlambat penutupan katup throttle dari
putaran tinggi, sehingga tidak akan menambah emisi gas buang. Adapun
cara kerjnya adalah sebagai berikut : ? Selama pengendaraan berjalan
normal, tidak ada vakum pada TP port, sehingga pegas dalam TP port
menekan diafragma ke kiri menggerakkan TP adjusting screw ke kiri. ?
Selama perlambatan, tuas pengait pada katup throttle menyentuh adjusting
screw, mencegah katup throttle menutup penuh. Kemudian vakum dari TP
port bekerja pada diafragma melalui jet memungkinkan katup throttle
berangsur-angsur menutup.
(12) Deceleration Fuel Cut-Off System
Pada saat deselerasi, throttle valve akan menutup rapat sementara
putaran mesin masih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar lebih banyak sehingga campuran menjadi gemuk. Untuk
itu pada karburator perlu dilengkapi dengan “Deceleration Fuel Cut-Off
System“ yang berfungsi menutup aliran bahan bakar dari slow port
sehingga konsentrasi CO dan HC dapat diturunkan.
Selama pengendaraan normal dengan putaran mesin di bawah 2000 rpm,
solenoid valve pada posisi ON. Pada saat ini saluran bahan bakar pada
slow port terbuka karena s olenoid mendapat masa dari Emission Control
Computer.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm atau lebih, Emission Control
Computer akan menghubungkan arus solenoid ke masa melalui vacuum
switch. Pada saat ini vacuum switch pada posisi ON karena vacuum pada
TP port lebih kecil dari 400 mmHg.
Apabila pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal gas
tiba-tiba dilepas (deselerasi) maka vacuum pada TP port akan lebih
besar dari 400 mmHg, vacuum switch akan OFF dan solenoid valve tidak
mendapat masa sehingga solenoid valve menutup saluran bahan bakar yang
ke slow port.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm , maka solenoid valve akan
mendapat masa dari emission control computer kembali sehingga saluran
bahan bakar yang ke slow port dan idle port terbuka dan bahan bakar akan
mengalir kembali. Hal tersebut untuk mencegah mesin mati dan
mempertahankan agar mesin dapat hidup pada putaran idle.
Demikian artikel saya tentang "Sistem Bahan Bensin", semoga bisa bermanfaat bagi anda semua yang membutuhkan. Created by : Salomo Synyster Gates
No comments:
Post a Comment